PT BestProfit - Jakarta -PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), anak usaha Pertamina yang bergerak di bidang pengembangan energi panas bumi alias 'harta karun energi', terus meningkatkan pemanfaatan panas bumi di Indonesia. Pada tahun ini, kapasitas terpasang pembangkit listrik panas bumi (PLTP) yang dikelola PGE akan bertambah hingga 105 MW.
Tambahan tersebut berasal dari 3 wilayah kerja (WK) panas bumi, yaitu WK Ulubelu di Lampung, WK Lahendong di Sulawesi Utara, dan WK Karaha di Jawa Barat.
"Tahun ini kita akan ada tambahan kapasitas 105 MW dari Ulubelu, Lahendong, dan Karaha," kata Direktur Utama PGE, Irfan Zainuddin, kepada detikFinance, Sabtu (23/7/2016).
Irfan menjelaskan, pada akhir Juli ini PLTP Ulubelu Unit III akan beroperasi (Commercial Operation Date/COD) dan memasok listrik hingga 55 MW. Kemudian pada bulan Oktober PLTP Lahendong Unit V mulai COD dan menambah pasokan listrik sebanyak 20 MW. Di akhir tahun, giliran PLTP Karaha berkapasitas 30 MW yang COD.
"Dari PLTP Ulubelu Unit III 55 MW, PLTP Lahendong Unit V 1x20MW, dan PLTP Karaha di Tasik 1x30 MW pada Desember 2016," ungkap Irfan.
Dengan adanya tambahan kapasitas terpasang sebanyak 105 MW ini, PGE semakin mengukuhkan diri sebagai perusahaan paling rajin menggarap potensi panas bumi di Indonesia. Total kapasitas terpasang PLTP milik PGE akan bertambah dari 437 MW di awal tahun ini menjadi 542 MW di awal 2017.
"Kapasitas existing kita sekarang 437 MW. Ditambah 105 MW tahun ini, maka pada awal 2017 kapasitas terpasang kita menjadi 542 MW," tutupnya.
Sebagai informasi, meski kaya akan sumber energi terbarukan, Indonesia masih tertinggal dalam pemanfaatannya. Contoh saja panas bumi, dari total potensi 29.000 MW, Indonesia baru memanfaatkan 1.400 MW atau sekitar 4% saja.
Pengembangan panas bumi terus dilakukan supaya kekayaan tersebut tidak sia-sia. Masyarakat Indonesia pun bisa memperoleh energi yang bersih dan tak akan habis.
Hingga 2025, Kementerian ESDM menargetkan kapasitas terpasang listrik dari panas bumi bisa mencapai 7.000 MW.
sumber: detik.com
Tambahan tersebut berasal dari 3 wilayah kerja (WK) panas bumi, yaitu WK Ulubelu di Lampung, WK Lahendong di Sulawesi Utara, dan WK Karaha di Jawa Barat.
"Tahun ini kita akan ada tambahan kapasitas 105 MW dari Ulubelu, Lahendong, dan Karaha," kata Direktur Utama PGE, Irfan Zainuddin, kepada detikFinance, Sabtu (23/7/2016).
Irfan menjelaskan, pada akhir Juli ini PLTP Ulubelu Unit III akan beroperasi (Commercial Operation Date/COD) dan memasok listrik hingga 55 MW. Kemudian pada bulan Oktober PLTP Lahendong Unit V mulai COD dan menambah pasokan listrik sebanyak 20 MW. Di akhir tahun, giliran PLTP Karaha berkapasitas 30 MW yang COD.
"Dari PLTP Ulubelu Unit III 55 MW, PLTP Lahendong Unit V 1x20MW, dan PLTP Karaha di Tasik 1x30 MW pada Desember 2016," ungkap Irfan.
Dengan adanya tambahan kapasitas terpasang sebanyak 105 MW ini, PGE semakin mengukuhkan diri sebagai perusahaan paling rajin menggarap potensi panas bumi di Indonesia. Total kapasitas terpasang PLTP milik PGE akan bertambah dari 437 MW di awal tahun ini menjadi 542 MW di awal 2017.
"Kapasitas existing kita sekarang 437 MW. Ditambah 105 MW tahun ini, maka pada awal 2017 kapasitas terpasang kita menjadi 542 MW," tutupnya.
Sebagai informasi, meski kaya akan sumber energi terbarukan, Indonesia masih tertinggal dalam pemanfaatannya. Contoh saja panas bumi, dari total potensi 29.000 MW, Indonesia baru memanfaatkan 1.400 MW atau sekitar 4% saja.
Pengembangan panas bumi terus dilakukan supaya kekayaan tersebut tidak sia-sia. Masyarakat Indonesia pun bisa memperoleh energi yang bersih dan tak akan habis.
Hingga 2025, Kementerian ESDM menargetkan kapasitas terpasang listrik dari panas bumi bisa mencapai 7.000 MW.
sumber: detik.com