PT BestProfit - Jakarta -Perekonomian Indonesia pada kuartal II-2016 mulai menunjukkan perbaikan, atau dapat dikatakan lebih bergairah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Ini terlihat dari beberapa indikator kunci, seperti pertumbuhan kredit, ritel serta penjualan kendaraan bermotor.
"Kita sudah mulai menyaksikan kuartal II tahun ini suatu pergerakan yang positif, dari sisi ritel. Begitu juga penjualan mobil," ungkap Menko Perekonomian Darmin Nasution dalam seminar perkembangan ekonomi Indonesia terkini di Graha Sawala, Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (25/7/2016).
Pada kuartal I-2016, ekonomi hanya mampu tumbuh sebesar 4,92%. Walaupun masih lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kuartal II diproyeksi bisa mencapai 5-5,1%.
"Maka kuartal terakhir dan bulan-bulan terakhir itu mulai positif. Kalau digabung secara agregat kita bisa memprediksi ada pergerakan positif kuartal terakhir," jelasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Juda Agung, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI). Menurut Juda, konsumsi masyarakat tampak membaik, khususnya pada penjualan peralatan rumah tangga.
"Ini karena masyarakat berpikir akan ada peningkatan pendapatan. Untuk sisi makanan relatif flat. Sementara sandang menurun," terang Juda pada kesempatan yang sama.
Penjualan mobil, Juda menerangkan, sudah bergerak positif dengan raihan 10,8% pada Mei 2016. Padahal pada dua bulan sebelumnya, masih -5,5%.
"Secara akumulasi kuartal II, BI memprediksi pertumbuhan penjualan mobil 6,5%," ungkapnya.
Kemudian dari penjualan ritel, pada kuartal II-2016 diproyeksi 12,7%. Juda menilai, realisasi tersebut lebih bagus, karena bahkan pada 2008, penjualan ritel masih kontraksi, yaitu -16,3%.
"Sekarang masih ekspansif. Di penjualan ritel kuartal II, 12,7%. Ini tercermin dari konsumsi rumah tangga 4,9-5%. Ini merupakan indikator awal ada perbaikan dalam perekonomian," tukasnya.
sumber: detik.com
"Kita sudah mulai menyaksikan kuartal II tahun ini suatu pergerakan yang positif, dari sisi ritel. Begitu juga penjualan mobil," ungkap Menko Perekonomian Darmin Nasution dalam seminar perkembangan ekonomi Indonesia terkini di Graha Sawala, Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (25/7/2016).
Pada kuartal I-2016, ekonomi hanya mampu tumbuh sebesar 4,92%. Walaupun masih lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kuartal II diproyeksi bisa mencapai 5-5,1%.
"Maka kuartal terakhir dan bulan-bulan terakhir itu mulai positif. Kalau digabung secara agregat kita bisa memprediksi ada pergerakan positif kuartal terakhir," jelasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Juda Agung, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI). Menurut Juda, konsumsi masyarakat tampak membaik, khususnya pada penjualan peralatan rumah tangga.
"Ini karena masyarakat berpikir akan ada peningkatan pendapatan. Untuk sisi makanan relatif flat. Sementara sandang menurun," terang Juda pada kesempatan yang sama.
Penjualan mobil, Juda menerangkan, sudah bergerak positif dengan raihan 10,8% pada Mei 2016. Padahal pada dua bulan sebelumnya, masih -5,5%.
"Secara akumulasi kuartal II, BI memprediksi pertumbuhan penjualan mobil 6,5%," ungkapnya.
Kemudian dari penjualan ritel, pada kuartal II-2016 diproyeksi 12,7%. Juda menilai, realisasi tersebut lebih bagus, karena bahkan pada 2008, penjualan ritel masih kontraksi, yaitu -16,3%.
"Sekarang masih ekspansif. Di penjualan ritel kuartal II, 12,7%. Ini tercermin dari konsumsi rumah tangga 4,9-5%. Ini merupakan indikator awal ada perbaikan dalam perekonomian," tukasnya.
sumber: detik.com